Friday, November 22, 2013

hei..

heiiii..

aku bukannya ingin dimengerti lebih dari yang lain
aku bukannya ingin dihargai melebihi mereka
aku hanya ingin berdiam, tenang, menikmati hari-hari ini
aku tidak meminta untuk dimengerti lebih
aku hanya ingin berdiam dan menyimpan semua ini sendiri

Sunday, May 20, 2012

Seberapa pantas (?)


Setiap orang punya kesempatan kedua” adalah suatu frase yang sering kita lihat dan dengar
Seberapa pantaskah seseorang mendapat kesempatan kedua tersebut?


Dimulai dengan kisah nyata seorang pemuda lulusan sekolah menengah atas (SMA) yang akan melanjutkan jenjang pendidikan ke bangku perguruan tinggi (PT). Pemuda tersebut diberi kebebasan oleh orang tuanya untuk memilih jurusan yang menjadi minat pemuda itu. Beberapa waktu berselang dan akhirnya pilihan jatuh ke jurusan teknik di suatu perguruan tinggi. Biaya operasional dan uang pangkal masuk kuliah sebagai mahasiswa baru dibayarkan oleh orang tua pemuda tersebut dengan harapan anaknya akan senang meraih cita-citanya di PT tersebut. Satu semester berjalan dengan baik, begitu juga dengan semester selanjutnya.
Suatu malam yang biasa saja, pemuda tersebut mengutarakan suatu hal kepada orang tuanya. Pemuda tersebut menyatakan bahwa sesungguhnya ia tidak sanggup melanjutkan kuliah di jurusan tersebut dan uang jajan yang diberikan oleh orang tua untuk menunjang kehidupan selama perkuliahan sering dihambur-hamburkan untuk bersenang-senang dengan teman kuliahnya, dan tak jarang ia absen dari kelas. Mendengar pernyataan pemuda itu sungguh membuat orang tuanya marah, sedih, dan kecewa. Akan tetapi di tengah perasaan hancur orang tua pemuda itu, mereka memberi kesempatan kepada anak tersebut untuk memperbaikinya dengan pindah kuliah dan jurusan  ke tempat dimana dirasakan pemuda tersebut sanggup untuk menjalaninya.
Babak kehidupan perkuliahan yang baru dimulai, meskipun sudah membuang satu tahun. Pemuda tersebut menjalani perkuliahan sebagai mahasiswa baru dan tentunya di tempat yang baru. Satu semester berjalan dengan baik, begitu juga dengan semester-semester selanjutnya. Akhirnya pemuda tersebut memasuki tahun keempat, tahun akhir masa perkuliahan. Orang tuanya mulai menanyakan rencana dan pengerjaan tugas akhir pemuda tersebut. Pemuda tersebut menjawab pertanyaan kedua orang tuanya dengan baik dan memastikan segala sesuatu berjalan dengan aman dan terkendali. Hari dan minggu berlalu dengan cepat dan orang tua pemuda tersebut terus mendesak secara positif agar pemuda itu segera menyelesaikan tugas akhirnya. Pemuda itu menyatakan bahwa ada hambatan mengambil tugas akhir karena pemuda tersebut masih memiliki kewajiban untuk menyelesaikan beberapa mata kuliah yang belum tuntas. Orang tua pemuda itu bersabar dan menunggu pemuda itu agar segera menyelesaikan mata kuliah yang belum tuntas dan melanjutkan ke tugas akhir. Hari-hari berlalu dengan baik.
Di suatu hari telepon di rumah berdering dan ibu segera mengangkat telepon itu. Penelepon adalah salah satu dosen di kampus pemuda itu. Dosen tersebut menyatakan bahwa selama ini pemuda itu jarang masuk kuliah, sering absen di setiap pertemuan kuliah. Hal tersebut, menurut aturan akademik perkuliahan, membuat pemuda itu tidak bisa melanjutkan perkuliahan. Berita itu membuat hati ibu hancur dan segera ibu membicarakan hal itu kepada ayah. Respon ayah tentu sama. Kedua orang tua pemuda itu marah,sedih, dan kecewa untuk kedua kalinya. Hati mereka hancur melihat anak yang dikasihinya kembali mengewakan mereka dengan melakukan kesalahan yang sama. Rumah hening dalam beberapa hari karena tidak ada lagi kata yang mampu mengungkapkan kesedihan orang tua pemuda tersebut.
Karena kasih kepada anaknya, orang tua tersebut kembali memikirkan cara untuk membuat pemuda itu sadar dan memperbaiki kelakuannya. Orang tua kembali memberikan kesempatan kepada sang pemuda untuk berkuliah di tempat yang baru dengan mencoba meninggalkan kekecewaan yang dirasakan.

Sejujurnya, pantaskah pemuda tersebut mendapat kesempatan?
Setelah mengecewakan kedua orang tua dengan tingkah lakunya yang berulang, seberapa pantas?
Mengapa orang tua tetap mau memberikan kesempatan itu?

KASIH orang tua kepada anaknya adalah hal yang terutama dan satu-satunya hal yang mendorong orang tua untuk kembali memberikan kesempatan kepada pemuda itu.
Dengan demikian nyatalah bahwa bukan pertanyaan “seberapa pantas?” yang membuat seseorang diberikan kesempatan, tetapi “seberapa besar?” kasih yang dimiliki seseorang untuk memberikan kesempatan kepada orang lain yang telah membuat hatinya hancur sekalipun. Selama manusia masih memiliki hati, sesungguhnya manusia dimampukan untuk memberi kesempatan.

“Setiap orang punya kesempatan kedua” membuat kalimat ini secara eksplisit menggambarkan bahwa kesempatan pertama dan terakhir hanyalah satu kali. Akan tetapi, rasanya pernyataan ini terlalu dangkal jika diartikan seperti itu. Alangkah lebih baik bila pengertian kalimat tersebut adalah mencoba menyatakan bahwa kesempatan masih ada, baik itu untuk yang kedua, ketiga, bahkan sampai keseribu.

Jika Tuhan saja memberikan hari esok kepada manusia sebagai kesempatan untuk memperbaiki, siapakah manusia yang tidak sanggup memberikan kesempatan kepada sesamanya? Itu semua bergantung dari kasih yang dimiliki. Seberapa besar?

Big love to give a chance and a chance to change

Saturday, February 5, 2011

nge-blog lagi

ini kali pertama saya nge-blog lagi setelah meninggalkan blog ini selama kurang lebih 1 tahun. ga kerasa emang yaaaa. waktu berlalu cepat sekali. hari ini aja ada kabar salah satu tokoh negeri, yang notabenenya anggota parlemen dan artis ibukota, meninggal dunia.. kata orang sih meninggalnya tiba-tiba... yaaahhh namanya juga meninggal, mana ada yang konfirmasi dulu :D

meningat hal itu ternyata menyadari life is too short. ga akan ada yang mengira kapan waktu dan saatnya harus meninggalkan dunia ini dengan segala kenyamanan yang ditawarkan...

pertanyaannya dimanakah tokoh tersebut berada sekarang??? (ada yg bisa menjawab??)

kalaupun saya ternyata harus kembali menghadap Sang Pencipta. saya mengimani dan meyakini akan tempat terindah yang Tuhan telah sediakan untuk saya, tempat yang jaauuuuhhh lebih indah dan nyaman daripada dunia yang orang banyak elu-elukan :)

Friday, February 19, 2010

I love you this much

He can't remember
The times that he thought
Does my daddy love me?
Probably not
That didn't stop him
From wishing that he did
Didn't keep him from wanting
Or worshiping him

He guesses he saw him
About once a year
He could still feel the way he felt
Standing in tears
Stretching his arms out
As far as they'd go
Whispering daddy
I want you to know

[Chorus:]
I love you this much
And I'm waiting on you
To make up your mind
Do you love me too?
How ever long it takes
I'm never giving up no matter what
I love you this much

He grew to hate him for what he had done
'cause what kind of father
Could do that to his son?
He said 'damn you daddy'
The day that he died
The man didn't blink
But the little boy cried

[Chorus:]
I love you this much
And I'm waiting on you
To make up your mind
Do you love me too?
How ever long it takes
I'm never giving up no matter what
I love you this much

Half way through the service
While the choir sang a hymn
He looked up above the preacher
And he sat and stared at him

He said
'forgive me father'
When he realized
That he hadn't been unloved
Or alone all his life
His arms were stretched out
As far as they'd go
Nailed to the cross
For the whole world to know

[Chorus:]
I love you this much
And I'm waiting on you
To make up your mind
Do you love me too?
How ever long it takes
I'm never giving up no matter what
I love you this much